Buah jambu air besar dan mulus dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti ketersediaan air dan unsur hara, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, penjarangan, pembungkusan, dan cara panen buah.
A. Air dan Unsur Hara
Ketersediaan air dan unsur hara di tanah perlu diperhatikan sehingga tanaman tidak kekurangan air dan nutrisi. Air perlu tersedia dalam jumlah cukup. Bila kekurangan atau kelebihan air, dapat menyebabkan bunga atau buah jambu rontok. Saat musim kemarau, tanaman perlu 5-10 liter/hari air. Air tersebut disiramkan pada pagi, siang, dan sore hari.
B. Pemupukan
Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang dan pupuk NPK majemuk. Jumlah pupuk kandang sekitar 40 kg/tanaman dan diberikan pada awal musim hujan. Pupuk diberikan dengan cara menaburkan dan mencampurkan di tanah di sekitar tanaman (di sekitar batang sampai di garis luar bawah tajuk). Pupuk NPK majemuk dengan kandungan P dan K tinggi (1:3:3) diberikan 2 kali setahun pada saat tanaman mulai dewasa, dosis 250 gram/tanaman.
Pemupukan pertama dilakukan menjelang tanaman berbunga pada awal musim hujan atau awal musim kemarau. Selanjutnya, pemberian pupuk NPK majemuk kedua dengan N tinggi (2:1:1) dilakukan sebelum pemangkasan kecil (sesudah berbunga). Pemberian dapat dilakukan bersamaan dengan pemberian dolomit bila tanah asam.
Perlu diperhatikan bila pemberian pupuk NPK majemuk tidak boleh menganggu akar tanaman. Sebab, akar yang luka karena pencangkulan saat memberikan pupuk dapat membuat bunga atau buah rontok. Sebab itu, larutkan pupuk dalam air, lalu mengocorkan di bawah tajuk terluar tanaman.
C. Pengendalian Hama dan Penyakit
Saat tanaman berbunga, hama mulai berdatangan. Untuk mengendalikan serangan hama itu dapat dilakukan penyemprotan insektisida kontak dosis rendah sekitar 1 ml/liter air. Hindari tanaman dari serangan hama perusak akar oleh larva sejenis kumbang yang tinggal di dalam tanah lembap. Gangguan pada akar memicu buah dan bunga rontok.
D. Penjarangan Buah
Buah berukuran besar dapat diperoleh dengan melakukan penjarangan atau seleksi buah. Penjarangan dilakukan dengan membuang buah yang tidak sempurna pertumbuhannya dan terserang hama. Buah yang dijarangkan berumur 1-2 minggu setelah terjadi pembentukan buah.
Pilih buah yang dipertahankan di dekat batang pokok. Namun untuk jenis tertentu yang buah keluar di ujung ranting, hal itu tidak berlaku. Tiap dompolan hanya maksimal dipelihara 4-5 buah, tergantung besar dan kecil tangkai. Pilih buah yang posisinya lurus dari tangkai buah. Meskipun penjarangan dilakukan, buah rontok masih terjadi secara alami sesuai karakter tanaman jambu air umumnya.
E. Pembungkusan Buah
Pembungkusan buah dilakukan agar buah mulus, tidak cacat atau berulat akibat serangan lalat buah. Pembungkusan dilakukan 1-2 minggu setelah buah terbentuk. Bahan pembungkus ringan dan berwarna gelap seperti kantong plastik. Bagian bawah pembungkus diberi lubang untuk aerasi udara dan agar buah rontok bisa langsung jatuh sehingga tidak tertahan dan membusuk dalam kantong yang dapat mengundang penyakit.
Pastikan bagian atas pembungkus terikat agar air hujan tidak merembes ke dalam. Pembungkus jangan terlalu sempit supaya proses pembesaran buah tidak terganggu. Pengontrolan dilakukan setiap 2-4 minggu sekali. Bila ada serangan hama langsung disemprot insektisida. Penyemprotan pestisida pada buah dihentikan sekitar 4 minggu sebelum panen
F. Pemanenan Buah
Pemanenan dilakukan bila buah tepat matang karena buah jambu air cepat rusak. Sebaiknya pemanenan dilakukan selektif karena tingkat kematangan jambu air tidak serempak. Pemanenan dapat dilakukan setiap 2 hari. Saat memanen, tangkai buah harus ikut terpotong. Sebab bekas potongan dapat merangsang kemunculan cabang baru untuk produksi buah pada musim berikutnya.