Potret Mangga Impor Di Tanahair

0
63
mangga

Kehadiran aneka jenis mangga impor seperti chokanan, khioe sawoei, okyong, ciwangwang, dan namdokmai dari Thailand, irwin dari Australia, dan yu wen dari Taiwan menambah semarak jenis mangga di tanahair, selain mangga lokal seperti arumanis, podang, dan gedong gincu.

Serapan pasar mangga impor itu meski tidak besar, tetapi selalu ada. Pasarnya sejauh ini golongan menengah ke atas yang memiliki perilaku buying impuls (dorongan untuk membeli) terhadap sosok mangga menarik.

Tengok saja penampilan mangga irwin yang sedap di pandang mata karena berkulit merah, kuning, dan hijau. Atau mangga yu wen yang bobotnya mencapai 2 kg per buah dengan rasa manis dan tekstur daging lembut.

Mangga impor itu masuk lantaran memberikan sesuatu yang sulit terpenuhi oleh jenis mangga lokal, yakni rasa, kualitas, dan kontinuitas.

Saat ini sebagai gambaran, impor mangga melonjak di atas 500% dibandingkan pada 2003 yang mencapai 350 ton per tahun. Mangga khioe sawoei (Thailand) dan irwin (Australia) paling mendominasi. Khioe sawoei misalnya, disukai lantaran saat muda, mengkal dan citarasa buah manis.

Produksi mangga lokal cukup besar. Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2013 memperlihatkan produksi mangga di Indonesia mencapai 2,01-juta ton.

Volume produksi itu paling besar dibandingkan jenis buah populer lain seperti rambutan, nanas, durian, serta jeruk. Pulau Jawa menjadi penyumbang terbesar produksi itu sebesar 72,02% dan 27,98% berasal dari luar Pulau Jawa.

Sejak 6-7 tahun lalu pekebun di tanahair mulai mengebunkan mangga impor itu. Apalagi faktanya mangga impor yang poliembrionik alias dapat berkecambah lebih dari satu itu mampu beradaptasi dan tumbuh optimal di Jawa Barat, Provinsi Banten, dan Pulau Sumatera.

manggaProduktivitas? Sejauh ini tinggi. Tabulampot mangga namdokmai bisa berproduksi hingga 50 kg per musim.

Itu berbeda dari mangga lokal seperti arumanis, manalagi, dan gedong gincu. Sebab karakternya monoembrionik alias hanya satu kecambah, mereka hanya tumbuh optimal di daerah kering dan mendapat sinar matahari penuh seperti di daerah pantai utara Jawa mulai dari Indramayu (Jawa Barat) hingga Situbondo (Jawa Timur). Di luar itu, pertumbuhan mangga tidak optimal dan produktivitas rendah.

Contoh gedung gincu yang ditanam pekebun di Sumatera memiliki warna kulit buah tak semerah gedong gincu dari Pulau Jawa. Begitu pula dengan arumanis yang rentan serangan hama penggerek batang Cryptorrhynchus sp. Hama itu banyak menyerang pohon mangga di daerah dengan kelembapan dan curah hujan tinggi seperti Pulau Sumatera.

Andai menginginkan mangga lokal berkembang baik di daerah dengan curah hujan tinggi, perlu seleksi varietas mangga yang tahan penggerek batang.

Jadi pantas kalau Anda ke Medan, Sumatera Utara, misalnya mudah menyaksikan banyak pekarangan didominasi oleh mangga impor seperti namdokmai dan chokanan yang relatif tahan serangan penggerek batang serta berkembang baik di lingkungan lembap dan banyak hujan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here