Menanam tanaman biodiesel kemiri sunan dapat dilakukan sebagai hamparan utuh atau sebagai tanaman sela dengan jarak tanam 7,5 m x 7,5 m. Dengan jarak lebar seperti itu, penanaman kemiri sunan dapat ditumpangsarikan dengan tanaman semusim seperti seraiwangi, wijen, dan bunga matahari.
Tumpangsari menguntungkan pekebun, karena tanaman semusim dapat dipanen lebih awal dan menjadi sumber pendapatan sambil menunggu panen kemiri sunan.
Dari penelitian Balai Penelitian Tanaman Manis dan Serat (Balittas) terungkap R/C ratio untuk tumpangsari kemiri sunan dan wijen mencapai 1,97, serta dengan bunga matahari 1,87. R/C ratio menggambarkan perbandingan antara penerimaan usaha (Revenue=R) dengan total biaya (Cost=C). Nilai R/C dianggap bagus bila nilai di atas 1,3. Dengan nilai itu suatu usaha agribisnis menguntungkan.
Pada tumpangsari, populasi kemiri sunan 150 pohon/ha dengan asumsi produksi dimulai pada tahun ke-4. Puncak produksi terjadi saat tanaman mencapai umur di atas 8 tahun dengan produksi biji mencapai 150 ton setara 6.000 liter biodiesel. Rendemen crude oil 40-50%, sedangkan biodiesel 88-90%.
