Tanaman lada perlu pemupukan sejak tanaman masih muda, yakni saat pertama kali bibit dipindah ke lahan. Pemupukan awal itu dengan memberikan campuran pupuk, yakni 2-3 kg/tanaman pupuk kandang dan 100-200 gram/tanaman pupuk majemuk NPK. Perlakuan tersebut diulang setiap tahun dengan dosis sama.
Faktanya, pekebun tanaman lada sering lalai melakukan pemupukan susulan setiap tahun, sehingga produktivitas tanaman lada menurun. Bila melakukan pemupukan susulan, petani seringkali memakai pupuk tidak sesuai dosis. Dampaknya produksi lada rendah, rata-rata 0,6 ton/hektar dari standar dari produksi nasional 1-1,3 ton/hektar.
Produktivitas perlu dijaga dengan menyiangi gulma agar tidak terjadi kompetisi nutrisi. Penyiangan gulma dilakukan 2 kali setahun, pertama saat masuk musim hujan dan kedua ketika mulai masuk musim kemarau. Pada saat musim kemarau, daun tanaman lada akan menguning, serta gugur. Kondisi itu dapat disiasati dengan melakukan penyiraman 2 kali sehari.
Tanaman lada mulai berbunga pada umur 3 tahun dari bibit. Bunga pertama yang keluar tidak dipertahankan menjadi buah, tetapi dibuang atau dirompes. Tujuannya agar pembentukan percabangan sekunder dan tersier tidak terganggu. Pada tahun keempat, bunga dipertahankan menjadi buah. Panen dilakukan setelah dijumpai pada satu tangkai tanaman, terdapat sekitar 30-40 % buah berwarna kemerahan.
Populasi tanaman lada mencapai 2.500 tanaman/hektar dengan jarak tanam 4 m x 4 m. Dari populasi tanaman tersebut pada panen perdana, pekebun memperoleh 800-900 kg buah segar. Bila buah lada tersebut dikeringkan, untuk memperoleh 1 kg lada kering diperoleh dari 5-6 kg buah lada segar.