Kulit rambutan yang terbuang percuma bisa menjadi alternatif tepung pakan ternak untuk sapi dan kambing.
Kulit rambutan mengandung protein yang mencapai 7-8%, 2-3% lemak, serta 70% Beta-N. Yang disebut terakhir merupakan karbohidrat yang mengandung gula dan pati dan sangat mudah dicerna sehingga dapat menjadi sumber energi cepat bagi hewan ternak.
Total jumlah protein pada kulit rambutan tersebut jauh lebih tinggi daripada kulit pisang (6%), kulit singkong (6,5%), onggok (1,8%), dan jerami padi (4,5%). Demikian pula kadar lemak, jauh lebih besar daripada kulit singkong (1,5%), rumput gajah (2,7%), onggok (0,32%), serta jerami padi (1,47%). Sejumlah mineral penting seperti kalsium dan fosfor juga dijumpai pada kulit rambutan.
Meski memiliki berbagai kelebihan, pemanfaatan kulit rambutan sebagai pakan perlu dalam bentuk kering alias dibuat menjadi tepung. Hal itu karena kulit rambutan berkadar air tinggi, mencapai 75%. Dengan kondisi tersebut kulit buah rambutan cepat mengalami pembusukan.
Proses pengeringan kulit rambutan cukup sederhana. Bila memanfaatkan sinar matahari, kulit rambutan yang dijemur mengering setelah 7 hari dan berkadar air 5%. Cara paling cepat dengan memakai oven yang bisa menurunkan kadar air sampai 3% dalam waktu sekitar 1 hari.
Sesudah kering, kulit rambutan itu baru digiling halus menjadi tepung dan siap dicampurkan bersama pakan hijauan. Meskipun sampai saat ini belum ada data penelitian laju kenaikkan bobot ternak dengan konsumsi kulit rambutan, tapi kehadirannya bisa menjadi pakan alternatif untuk memperoleh sumber energi cepat bagi aktivitas hewan ternak.