Tahukah bila perdagangan sarang burung walet nyaris dilarang di dunia? Itu benar terjadi. Konferensi CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) di Florida, Amerika Serikat, pada 1994 membahas kemungkinan itu.
Usulan tersebut datang dari negeri pizza, Italia. Disinyalir menurut mereka, burung walet hampir punah karena eksploitasi berlebihan di negara produsen, seperti Indonesia, Malaysia, dan Vietnam. Kalau usulan diterima, Indonesia sebagai produsen sarang walet terbesar paling merugi. Ekspor sarang walet dengan volume hingga 200 ton/tahun bakal terhenti.
Kondisi itu mendorong sejumlah tokoh walet Indonesia, mengajak pakar walet di mancanegara datang ke Indonesia dan menyaksikan langsung bila sarang walet ekspor merupakan hasil budidaya. Para pakar walet dunia itu diajak berkeliling ke berbagai lokasi rumah walet seperti di Bangil, Pasuruan, Sedayu, serta Gresik (seluruhnya di Jawa Timur).
Eksploitasi sarang burung walet memang terjadi, tapi untuk sarang walet gua. Berikutnya, setelah hasil itu dibawa ke konferensi CITES di Zimbabwe pada 1997, para peserta konferensi sepakat membebaskan perdagangan sarang walet seperti semula dengan syarat CITES meminta dibentuk Taskforce dengan anggota negara yang terlibat perdagangan walet. Taskforce merupakan badan yang bertugas menyelenggarakan sidang tahunan untuk membahas walet.
Banyak anggapan bisnis burung walet merupakan tambang emas sehingga perlu dikenai retribusi tinggi. Anggapan tersebut belum sepenuhnya benar karena faktanya, banyak juga pengusaha walet gagal, bahkan bangkrut. Produksi sarang sangat minim, tidak sebanding dengan investasi. Sebuah rumah walet bisa menelan dana Rp500-juta-Rp1-miliar.
Pertambahan populasi burung walet butuh waktu lama hingga puluhan tahun. Krisis ekonomi yang melanda dunia, khususnya Asia, juga mempengaruhi harga sarang walet. Sarang putih yang pernah mencapai 3.000 dolar AS/kg, sekarang turun separuhnya, 1.600 dolar AS/kg. Masalah keamanan juga jadi kendala lantaran maraknya pencurian di rumah walet.













