Manfaat daun sukun dibuktikan oleh Bonita di Jakarta Barat. Bermula dari Bonita sering mengalami nyeri di perut sejak 2010, karyawati perusahaan swasta tersebut memeriksakan diri pada dokter. Hasilnya mengejutkan! Bonita divonis menderita hepatitis B lantaran kadar Serum Glutamic Piruvic Transaminase (SGPT) berada di atas angka 35 U/L; normal di bawah 35 U/L.
Keinginan besar untuk cepat sembuh lantas membawa alumnus pertanian Universitas Brawijaya itu pada herbalis di Yogyakarta. “Ibu minum saja rebusan daun sukun. Caranya satu lembar daun sukun tua kuning yang jatuh dipotong menjadi 4 bagian, lalu direbus dalam 8 gelas air hingga tersisa 2 gelas,” kenang Bonita meniru ucap herbalis.
Bonita selanjutnya rutin meminum air rebusan daun sukun itu 3 kali sehari sesudah makan. Manfaat daun sukun tersebut dirasakan setelah 2 bulan mengonsumsi. Keluhan nyeri perut menghilang.
Saat memeriksakan diri kembali pada dokter, kadar SGPT Bonita berada di bawah 35 U/L, tanda normal. Bonita senang bukan kepalang. Meski penyakitnya telah sembuh Bonita tetap rajin mengonsumsi daun sukun dengan mengonsumsi kapsul ekstrak daun sukun.
Manfaat daun sukun juga dirasakan Santi di Surabaya, Jawa Timur. Santi yang menderita kencing manis alias diabetes mellitus merasa tak nyaman lantaran dalam sehari ia bisa lebih dari 10 kali ke peturasan untuk buang air kecil. Belum lagi tubuhnya sering didera rasa lemah dan lemas. Hal tersebut sangat mengganggu aktivitas Santi.
Atas saran rekannya, Santi mulai mengkonsumsi kapsul daun sukun sehari 3 kali selama 4 bulan. Berangsur-angsur frekuensi ibu 2 anak tersebut ke peturasan mulai menurun hingga 3-4 kali sehari. Yang lebih menggembirakan, rasa lemas dan lemah di tubuh mulai menghilang. “Saya senang merasa badan ini sehat,” ujar guru sekolah dasar itu.
Pohon sukun dikenal memiliki manfaat, mulai dari daun, batang, hingga akar. Dalam buku Tumbuhan Berguna Indonesia oleh K Heyne dipaparkan masyarakat di Maluku sudah memanfaatkan sukun untuk mengatasi berbagai penyakit. Pascamelahirkan perempuan setempat akan minum campuran getah sukun dan air putih selama 8-10 hari sebagai obat untuk mengencerkan darah.
Berbagai riset belakangan menunjukkan fakta bila Artocarpus altilis memang multikhasiat. Riset Fita Dwi Amira dari Departemen Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Universitas Indonesia menunjukkan ekstrak daun sukun yang terdiri dari flavonoid 30% bersifat nontoksik. Pemberian ekstrak daun sukun dosis tinggi hingga 16,67 gram ekstrak/kg bobot badan tidak menimbulkan kematian terhadap hewan uji.
Penelitian lain toksisitas oleh Tjandrawati Mozef dari Pusat Penelitian Kimia LIPI di Bandung, Jawa Barat. Hasil uji toksisitas akut dan toksisitas subkronis pada daun sukun memakai mencit yang diberikan ekstrak daun sukun selama 14 hari memperlihatkan tidak ditemukan kematian.
Begitu pula saat pemberian dosis tinggi hingga 16 gram/kg bobot tubuh, tidak ditemukan kematian serta tanda toksisitas pada perilaku hewan serta fungsi organ lain seperti jantung, hati, dan ginjal.
Riset di mancanegara juga memperlihatkan kelebihan lain daun sukun. Yu Wang, Kedi Xu, Lin Lin, Yuanjiang Pan, Xiaoxiang Zheng dari Departemen Rekayasa Biomedis, Universitas Zhejiang, China, mengidentifikasi flavonoid geranyl daun sukun sebagai antikanker.
Mereka menguji senyawa geranyl dihydrochacones pada sel kanker paru, kolon, dan lever. Hasil riset menunjukkan senyawa yang diisolasi dalam bentuk minyak berwarna kekuningan paling potensial sebagai lawan tanding kanker paru-paru dan kolon.
Riset in vitro Song Chwan Fang dan rekan di Chung Hwa University of Medical Technology, Taiwan, mengungkap ada 3 turunan geranyl chalcone baru yang terdapat di daun sukun. Ketiganya adalah isolespeol, 5′-geranyl-2′,4′,4-trihydroxychalcone, dan 3,4,2′,4′-tetrahydroxy-3′-geranyldihydrochalcone. Isolespeol berfungsi merangsang apoptosis atau program bunuh diri sel yang sangat berguna sebagai antikanker.