Daun sirsak telah diuji praklinis oleh Prof Soelaksono Sastrodihardjo, Ph.D di Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung dan Jerry L McLaughlin, peneliti dari Purdue University.
Pada uji itu, keduanya menemukan senyawa aktif acetogenins yang selanjutnya diuji pada beragam sel kanker: sel kanker paru-paru dan sel kanker pankreas.
Hasilnya, terbukti senyawa acetogenins dapat menghambat ATP (adenosina trifosfat) sebagai sumber energi sel kanker. Acetogenins masuk dan menempel di reseptor dinding sel serta merusak kinerja ATP pada dinding mitokondria. Buntutnya pembentukan energi sel kanker terhambat dan sel kanker mati.
Riset lain daun sirsak juga memperlihatkan daun tersebut memang manjur membantu mengobati kanker. Sebab itu konsumsi daun sirsak dalam bentuk seduhan, teh, maupun kapsul sama manfaatnya, tinggal melihat dosis.
Untuk rebusan, misalnya, pasien dapat merebus 15 lembar daun sirsak yang dicampur satu ruas jari rimpang kunyit putih, dan 5 biji lada hitam. Daun sirsak akan memperbaiki sel-sel yang terserang kanker sekaligus mengeluarkan racun tubuh. Kunyit putih juga bersifat antikanker, sedangkan lada hitam yang sifatnya panas dapat membakar sel kanker.
Trio ketiga herbal itu diharapkan bisa membunuh kanker secara cepat. Namun bila dipakai tunggal, daun sirsak tetap memiliki kinerja bagus. Daun sirsak akan mengeliminasi radikal bebas, mengeringkan sel kanker, menyembuhkan peradangan di tubuh sehingga daya tahan tubuh penderita kanker tidak menurun.














Metode ini sudah lama disarankan untuk pada penerita kanker, tapi mayoritas mereka terlambat, dalam arti penyakit kanker yang diderita tidak cepat terdeteksi dari awal. Walhasil pengobatan pun tidak maksimal. Sebaiknya perlu kewaspadaan sejak awal dengan rutin melakukan medical checkup.