Persatuan Pecinta Louhan Indonesia (P2LI) menggelar Liga Louhan Indonesia I pada 24-27 Februari 2016. Kontes di WTC Manggadua, Pademangan, Jakarta Utara, itu semarak dengan peserta dari berbagai daerah seperti Bandung, Jakarta, Solo, dan Samarinda.
Sekitar 289 louhan saling beradu molek dari target awal panitia sebesar 260 ikan. Kondisi itu terpicu anggapan mayoritas pehobi louhan bila pamor ikan bernongnong tersebut akan moncer pada tahun monyet seiring bermunculan pecinta flowerhorn fish baru yang turun gelanggang di Liga Louhan Indonesia.
Juri asal Solo, Jawa Tengah, Agus Triono, mengatakan kualitas louhan pada kontes ini lebih bagus ketimbang kontes sebelumnya. Banyak peserta di kelas C (ukuran kurang dari 16 cm) membuktikan usaha menangkarkan louhan terus berjalan.
Pada kontes perdana Liga Louhan Indonesia I itu, louhan milik Wahyu Mbrut dari Solo, Jawa Tengah meraih gelar grand champion (GC). Para juri sepakat sang juara memiliki penampilan apik dari awal hingga akhir penjurian. Ikan berumur 1 tahun itu juga aktif berenang.
Gelar Young Champion (YC) diraih louhan milik Reyvan asal Jakarta yang bersosok proporsional.
Louhan milik Jaya Raja dari Samarinda, Kalimantan Timur didaulat menjadi Baby Champion (BC).
Agus Triono menuturkan, louhan berkualitas seperti peraih BC berasal dari materi genetik induk bagus yang dikombinasi pemberian pakan sesuai dan perawatan prima. “Dengan begitu pasti louhan akan tampil maksimal di setiap kontes,” ujarnya (BC-1).