Para peneliti mumi dahulu terkejut melihat mumi di Mesir tetap utuh meski berumur ribuan tahun. Salah satu bahan pengawet mumi itu ternyata propolis lebah trigona.
Propolis bagi lebah trigona untuk membungkus bangkai hama pada sarang. Propolis menyetop pertumbuhan dan penyebaran bakteri, cendawan, dan virus sehingga sarang steril. Hama terbungkus propolis juga awet dan tidak busuk lantaran propolis bersifat antibakteri. Itu sebab, propolis dipakai untuk mengawetkan mumi.
Lebah trigona memang spesialis memproduksi propolis. Produksi propolis lebah anggota famili Meliponidae itu mencapai 80% atau 5 kali lebih tinggi dari produksi propolis lebah spesialis madu seperti Apis cerana dan A. mellifera yang mencapai 15%. Dalam satu koloni, produksi propolis trigona mencapai 3 kg/tahun, sedangkan lebah Apis 20-30 gram/tahun. Produksi tinggi itu karena insting alami lebah trigona.
Lebah trigona merupakan lebah tanpa sengat, tidak seperti lebah genus Apis. Trigona tanpa sengat itu berupaya melindungi koloni lebih kuat dengan memproduksi propolis jumlah besar. Propolis menjadi bagian dari mekanisme pertahanan diri. Jumlah trigona dalam koloni stabil luarbiasa banyak. Satu koloni mencapai 150.000 ekor, sedangkan koloni baru berisi 10.000-15.000 ekor dengan rata-rata 10% calon ratu.
Warna propolis beragam, meski umum cokelat gelap. Namun acapkali dijumpai propolis hijau, merah, hitam, bahkan putih, tergantung dari sumber resin. Yang menarik, sebab warna cokelat gelap, peternak sering menganggap propolis sebagai kotoran. Padahal manfaat propolis begitu besar, terutama sumber antioksidan, penetralisir radikal bebas tubuh. Jumlah antioksidan propolis 403 kali lebih banyak daripada jeruk serta apel merah.