Dengan garis pantai sepanjang 81.000 kilometer, Bumi Pertiwi menawarkan lokasi budidaya kerapu luarbiasa. Apalagi jenis kerapu budidaya seperti kerapu bebek Cromileptes altivelis, kerapu macan Epinephelus fuscoguttatus, dan kerapu lumpur Epinephelus sp, mudah berbiak di sepanjang garis pantai tersebut.
Contoh Kepulauan Bangka Belitung. Di sana keramba jaring apung (KJA) kerapu bebek dan kerapu macan menjamur. KJA itu tersebar mulai dari Bangka Selatan hingga Belitung Timur.
Meski lokasi budidaya terserak, tapi ada kriteria lokasi agar budidaya kerapu itu berhasil. Di habitat asli kerapu hidup di antara terumbu karang di perairan dangkal hingga kedalaman 40 meter.
Yang paling disuka adalah perairan berdasar pasir berkarang yang terdapat ekosistem padang lamun (sea grass). Menginjak dewasa, kerapu memilih perairan di kedalaman 7-40 meter. Hal itu sejalan sifat kerapu yang menyenangi perairan gelap.
Kriteria lain, lokasi tidak boleh dekat muara sungai. Muara sungai banyak mengandung aneka limbah rumah tangga, penyebab pencemaran air. Air tercemar dapat menjadi sumber penyakit kerapu seperti cendawan putih yang membuat mata ikan seperti mau keluar. Saat ini belum ada obat manjur untuk mengatasi penyakit kerapu tersebut.
Lokasi KJA juga perlu bebas dari gangguan alam seperti ombak besar yang berlangsung terus-menerus serta badai atau arus laut kuat. Ombak besar dapat membuat lingkungan KJA bergelora sehingga ikan stres. Buntutnya nafsu makan ikan anjlok.
Badai dapat memporakporandakan konstruksi KJA. Arus laut kuat merusak posisi keramba, bahkan bisa menghanyutkan KJA. Posisi di teluk, selat di antara pulau, dan perairan terbuka dengan terumbu karang penghalang paling bagus karena terlindung ombak besar.
