Hidroponik NFT (Nutrient Technique Film) dapat dilakukan tanpa greenhouse. Para pekebun hidroponik saat ini menerapkan teknologi tersebut karena terbukti mampu menghemat modal investasi. Penghematan modal itu selanjutnya dapat dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan membangun instalasi NFT.
Sebagai gambaran, investasi greenhouse hidroponik memakai konstruksi bambu dengan penutup plastik menelan biaya Rp80.000/m2. Adapun biaya instalasi NFT, bila memakai kaki-kaki cor semen berkisar Rp130.000/m2. Apabila biaya greenhouse dihilangkan, pekebun melakukan penghemat biaya hingga 62%/m2.
Apakah panen tanpa greenhouse tetap berkualitas? Terbukti sayuran hidroponik yang dipelihara tanpa greenhouse tetap memenuhi kriteria yang disyaratkan pasar, yakni mulus tanpa gerekan serangga, berwarna cerah tanpa bercak bekas serangan cendawan, dan tampak segar. Kunci tercapainya syarat tersebut terletak pada pemberian tepat nutrisi sehingga tanaman sehat dari serangan hama dan penyakit.
Hidroponik tanpa greenhouse tetap memiliki kendala. Pemicu utama terjadi karena kualitas air yang rendah akibat kurang steril di bak nutrisi. Efek dari kualitas air rendah itu misalnya, membuat bibit selada yang ditanam sekitar 20-25 hari layu dan ketika diangkat terlihat batang dan akar lembek. Sebab itu, sterilisasi air penting dalam budidaya hidroponik NFT tanpa greenhouse.
Hidroponik dalam greenhouse dilakukan agar mudah mengontrol organisme pengganggu tanaman dan intensitas matahari. Maka dari itu, pekebun hidroponik tanpa naungan lebih sulit mengontrol hama dan penyakit serta intensitas sinar matahari. Intensitas matahari tinggi menyebabkan kadar oksigen terlarut nutrisi rendah. Itu dapat memicu akar tanaman membusuk. Namun hal tersebut dapat diatasi dengan memakai aerator di bak nutrisi.