Ampas tahu merupakan limbah pembuatan tahu yang bisa menjadi alternatif sumber pakan ikan. Ampas tahu memiliki kandungan protein berkisar 33-42% dan kadar lemak 18-22%.
Jumlah protein dari ampas tahu bervariasi, tergantung kepada proses pembuatan. Pada pembuatan tahu secara tradisional menghasilkan ampas tahu dengan kandungan protein lebih tinggi dibandingkan melalui pengolahan mekanis.
Ampas tahu memiliki daya tahan rendah karena mengandung kadar air tinggi sekitar 84,5%. Ampas tahu basah segera rusak dalam waktu 2-3 hari. Masalah tersebut dapat disiasati dengan menjemur atau mengoven ampas tahu itu lalu menggilingnya hingga menjadi tepung.
Meski demikian, ampas tahu kering tersebut masih berkadar air sekitar 5,5-10%. Berbagai penelitian membuktikan, tepung ampas kedelai dapat mensubsitusi 30% kebutuhan bahan baku pelet ikan yang selama ini bergantung pada tepung ikan dengan tidak mengurangi kemampuan tumbuh dan berkembang ikan seperti nila dan gurami.
Hal itu, dapat terjadi karena kadar protein ampas tahu melebihi kadar protein yang dibutuhkan ikan air tawar, berkisar 20-60% dengan kadar optimum 30-36%.