Iwan Rahmansyah di Bandung, Jawa Barat menjalani pola hidup sehat: makan teratur serta rajin berolahraga. Pria 48 tahun itu perlu menjaga kebugaran lantaran beban kerja cukup tinggi. “Tanpa bugar saya mudah lelah saat bekerja,” ujar arsitek di Kota Kembang itu.
Meski begitu, Iwan acapkali tak kuasa menolak makanan yang berefek pada kesehatan di usianya itu. Ayah 3 anak itu menyukai gulai jeroan. Sampai 2016 tidak ada keluhan sehabis menyantap gulai jeroan itu. Namun pada awal 2017, ia mulai merasa keanehan: persendian ngilu dan sakit. “Bisa sampai susah jalan,” ujarnya.
Iwan yang memeriksakan diri ke dokter di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung divonis menderita asam urat. Kadar asam urat darah Iwan mencapai 9 mg/100 ml; normal 5-7 mg/100 ml (pria, red). Walhasil, Iwan dibekali obat hiperurisemia agar kadar asam urat menurun.
Belakangan obat kimia itu diganti oleh Iwan dengan meminum air rebusan daun gandarusa Justicia gendarussa. Sekitar 6-7 lembar daun direbus dengan 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas. “Diminum sehari sekali,” kata Iwan yang merasakan sendi tak sakit lagi pascakonsumsi air rebusan itu selama sepekan.
Asam urat terbentuk dari senyawa purin, yakni adenosin dan guanosin. Pada mamalia, asam urat tersebut diubah menjadi alantoin oleh urikase dan larut dalam plasma darah sehingga mudah diekskresi tubuh.
Manusia tidak mempunyai urikase sehingga asam urat menjadi produk akhir katabolisme purin. Cara keluar tubuh? Terdapat 2 cara, yakni 2/3 melalui ginjal serta sisanya saluran pencernaan. Yang keluar melalui ginjal, seluruhnya direabsorpsi di tubulus proximal, sehingga hanya 8-10% yang terbuang tubuh.
Pemicu asam urat seperti makanan berlimpah purin, yakni emping melinjo, jeroan, serta bayam. Gangguan ekskresi juga mendorong lonjakan asam urat seperti gangguan ginjal atau konsumsi obat diuretik, pirazinamid, serta obat golongan sitostatika. Kondisi itu berpeluang memicu gout.
Gout merupakan penyakit metabolik dengan tanda serangan artritis akut berulang karena terdapat endapan garam urat pada persendian. Efek gout pada penderita asam urat adalah bengkak serta nyeri persendian seperti jari kaki, lutut, siku, serta pergelangan tangan. Gout dapat merusak ginjal. Batu ginjal yang terbentuk merupakan efek sekunder dari gout.
Konsumsi air rebusan daun gandarusa seperti Iwan lakukan dapat meredakan asam urat. Penelitian Katrin dan rekan dari Departemen Farmasi FMIPA Universitas Indonesia (kini Fakultas Farmasi, red) di Jurnal Bahan Alam Indonesia Volume 7 Nomor 1, menguak kemampuan air rebusan daun gandarusa untuk menurunkan asam urat pada hewan uji tikus putih
Istimewanya, riset DG Ika Akripriyanti dan rekan dari Program Sarjana Anti-Aging Medicine, Fakultas Kedokteran Udayana di Bali seperti tertuang di Jurnal Biomedik Volume 9 Nomor 3, membeberkan khasiat lain daun gandarusa.
Daun gandarusa mengurangi kadar F2 isoprostan pada hewan uji tikus wistar akibat aktivitas fisik berlebihan yang memicu stres oksidatif. Salah satu efek stres itu adalah penuaan dini. Dengan minum air rebusan daun gandarusa itu, Iwan mendapat 2 keuntungan: asam urat dan penuaan dini pergi.