Sejak awal 2020 Sodik di Bandarlampung, Lampung tertarik memelihara ikan jelawat Leptobarbus hoevenii. “Apakah bebeja punya benih jelawat? Saya ingin mencoba pelihara di kolam,” ujar Sodik melalui surel.
Jelawat memang tengah naik daun. Ikan konsumsi air tawar yang dijumpai di sungai serta danau di Pulau Sumatera serta Kalimantan tersebut terkenal gurih. Di habitatnya, jelawat yang bisa sepanjang 60-70 cm itu, dapat berbobot hingga 5-7 kg. “Ikan jelawat termasuk sasaran mancing ikan,” ujar Abun, pehobi mancing di Pontianak, Kalimantan Barat.
Seiring waktu, populasi jelawat di habitat asli menurun. Itu tak hanya terjadi di Sumatera, tapi juga Kalimantan. Sebab itu, berbagai pihak getol melakukan restocking agar populasi jelawat melesat. Restocking merupakan upaya menambah persediaan ikan untuk ditebar di perairan yang dianggap mengalami penurunan persediaan ikan tersebut akibat pemanfaatan berlebihan.
Selama kurun 2018-2020, sekurangnya 3 daerah telah melakukan restocking jelawat. Provinsi Jambi, misalnya menebar 4.000 benih jelawat. Pun Dinas Perikanan Kabupaten Kotawaringin Timur yang membenamkan sekitar 60.000 benih jelawat di Danau Manjuhan, Kelurahan Tanah Mas, Kecamatan Baamang. Jelawat juga ditebar di Danau Balai Angin, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.